Showing posts with label Biologi Tumbuhan. Show all posts
Showing posts with label Biologi Tumbuhan. Show all posts

Monday, November 23, 2020

Klasifikasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

 Klasifikasi

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus             :
Arachis
Spesies           : Arachis hypogaea L.

Ciri-ciri Habitus:      

Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen.

Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.


Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI


Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun.

Pada setiap perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan. Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.

Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer

Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI

Monday, November 16, 2020

Klasifikasi Kedelai (Glycine max)

 Klasifikasi

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              :
Glycine
Spesies            : Glycine max (L.) Merr.

 


Ciri-ciri Habitus:

            Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih. Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air.

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai.

Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiapkelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuningkecoklatan pada saat masak.

Thursday, November 12, 2020

Klasifikasi Jagung (Zea mays L)

 Klasifikasi

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Commelinidae

Ordo                : Poales
Famili              :
Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus              :
Zea
Spesies            : Zea mays L.


Ciri-ciri Habitus:

            Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.

Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

Tuesday, November 10, 2020

Klasifikasi Padi (Oryza sativa L)

 Klasifikasi

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Commelinidae
Ordo                : Poales
Famili              :
Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus              :
Oryza
Spesies            : Oryza sativa L.



Ciri-ciri Habitus:

Tanaman musiman, berakar serabut, batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis enduspermium.

Monday, October 15, 2018

PENGERTIAN ADAPTASI DAN EVOLUSI

Adaptasi merupakan sifat yang di kendalikan secara genetik yang membantu organ atau individu untuk dapat hidup dan berkembang biak sesuia ddengan lingkungan habitatnya. organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:

Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI
  •  memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
  •  mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
  •  mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
  •  bereproduksi.
  •  merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisologi, dan adaptasi tingkah laku.
Evolusi merupakan seleksi alam terhadap faktor genetik yang memakan waktu yang lama. Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI

Sunday, October 14, 2018

SEJARAH EKOLOGI

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos (rumah) dan logos (ilmu). Istilah ekologi diperkenalkan oleh Ernst Haecckel (1866) dengan pengertian: Ekologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, sesuatu kajian mengenai hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya yang kemudian pengertian ini diperluas, yang umumnya tertera dalam berbagai kamus dan ensiklopedia, menjadi kajian mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu Ekologi ini berkembang sekitar tahun 1800-an. Ekologi ini sangat berhubungan erat dengan beberapa faktor, yaitu: habitat, relung, adaptasi, evolusi, konsep relung atau niche, suksesiprimer, faktor pembatas.
Ekologi terbagi menjadi 3 apabila dilihat dari variasi produktifitasnya yaitu ekologi laut tropis, ekologi laut subtropis dan ekologi laut kutub. Negara kita sendiri Indonesia adalah termasuk kedalam ekologi laut tropis yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun sehingga menyebabkan mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan yang sedemikian ternyata memberi keuntungan karena produktifitas konstan terjadi sepanjang tahun. Berbeda dengan laut subtropics yang hanya mengalami produktifitas tinggi pada musim semi. Apalagi laut kutub yang masa produktifitasnya pendek disebabkan oleh sedikitnya cahaya yang diterima pada daerah ini.
Ekologi laut tropis erat hubungannya dengan lingkungan hidup bahari. Di bagian dunia yang memiliki iklim tropis, matahari bersinar terus-menerus sepanjang tahun (hanya ada dua musim: hujan dan kemarau), yang mengakibatkan produksi fitoplankton berada pada kondisi optimal dan konstan sepanjang tahun. Pada lingkungan hidup bahari Laut merupakan penghubung, bagian bumi yang merupakan sumber bahan makanan untuk melengkapi bahan makanan dari daratan juga sumber mineral, energy fosil (minyakbumi) yang banyak didapatkan dilepas pantai, sumber energi tidal dan memiliki keanekaragaram yang sangat tinggi, khususnya dilaut tropik: terumbu karang, mangrove.

Tuesday, July 10, 2018

Fungsi Klorofil Pada Tumbuhan

Klorofil atau dalam bahasa Inggris disebut chlorophyll adalah pigmen hijau yang dimiliki berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul yang berperan utama dalam fotosintesis (proses membuat dan mengolah makanan yang dilakukan tumbuhan dengan bantuan air, karbondioksida, dan energi dari sinar matahari).

Fungsi Klorofil
Klorofil terletak pada sel sel tanaman yang disebut kloroplas. Di tempat inilah pigmen hijau menyerap cahaya dan juga sekaligus lokasi terjadinya proses fotosintesis secara singkat. Klorofil dan fotosintesis adalah sesuatu yang sangat berhubungan sebab klorofil amat penting untuk proses fotosintesis itu sendiri. Berikut penjelasan lengkap mengenai fungsi klorofil bagi tumbuhan :
  • Memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau, alga hijau, dan beberapa jenis bakteri fotosintetik sehingga disebut juga sebagai zat hijau daun. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu serta memantulkan warna hijau kekuningan, sehingga warna inilah yang diterima oleh mata manusia.
  • Tumbuhan membutuhkan air, karbondiksida, cahaya, dan tentunya klorofil. Cahaya dapat berupa sinar matahari atau cahaya lampu jika mencukupi.
  • Klorofil akan mengubah cahaya matahari tersebut menjadi energi dengan cara menyerapnya dan meneruskan serta mengolah ke tempat terjadinya fotosintesis (mesofil) bersama dengan bahan lainnya yaitu karbondioksida dan air. Disini peran cahaya dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman sangat penting. Dari proses tersebut akan menghasilkan reaksi kimia berupa gula dan oksigen.
  • Karbondioksida diubah klorofil menjadi karbohidrat untuk menyediakan dasar energi bagi ekosistem secara keseluruhan, klorofil juga membuat gula (glukosa) yang merupakan pusat produksi pangan dari sel sel tanaman. Selain itu, dalam proses ini juga terjadi penciptaan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh beragam makhluk lain (hewan dan manusia) untuk menjaga kelangsungan hidup.
  • Klorofil memiliki peran penting agar tumbuhan darat mampu membuat makanannya sendiri dengan menyerap energi dari sinar matahari menjadi energi kimia sehingga menjadi organisme autotrof (organisme yang mampu membuat makanan sendiri dengan bantuan energi cahaya matahari).
  • Klrofil mirip seperti hemoglobin yang terdapat dalam darah manusia yakni mengangkut oksigen dan menyebarkan ke seluruh bagian tumbuhan.
  • Tanpa klorofil, fungsi fotosintesis tidak akan berjalan efektif sebab sinar matahari yang dipantulkan oleh daun harus diserap terlebih dahulu, dan hanya klorofil yang mampu melaksanakannya dalam proses tersebut. Dalam proses fotosintesis pada tumbuhan juga diperlukan berbagai senyawa kimia yang berasal dari sinar matahari yang telah diolah, proses tersebut juga dilakukan oleh klorofil melalui pigmen pigmen yang dimilikinya.
  • Glukosa yang dibentuk oleh klorofil yang berfungsi sebagai sumber energi utama akan mempengaruhi terbentuknya sumber energi lemak dan protein pula, oleh sebab itulah klorofil amat penting untuk proses fotosintesis yang merupakan sumber makanan bagi hewan dan manusia.
  • Klorofil berperan dalam membersihkan udara sebab ia menyerap karbondiokisa dan menciptakan oksigen sehingga seringkali kita dengar menanam pohon dapat membersihkan lingkungan.
  • Dengan adanya proses fotosintesis dengan pemeran utama klorofil seperti yang telah dijelaskan di atas, membuat sisa sisa tumbuhan ikut tertimbun di dalam tanah, jika tertimbun dalam waktu lama akan menjadi batu bara yang merupakan bahan baku dan sumber energi pada kehidupan modern.
Demikian penjelasan mengenai fungsi klorofil bagi tumbuhan, dapat diambil kesimpulan bahwa Klorofil berfungsi sebagai dasar untuk mempertahankan proses kehidupan pada semua jenis tanaman. Semoga bermanfaat bagi sobat semua dan terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel kali ini ya sobat.

sumber :https://dosenbiologi.com/tumbuhan/fungsi-klorofil

Monday, July 9, 2018

Ciri Ciri Daun Dikotil dan Monokotil


Berdasarkan jenisnya, contoh tumbuhan angiospermae atau yang lebih dikenal sebagai tumbuhan biji tertutup ini memiliki 2 jenis. Kedua jenis tersebut adalah tumbuhan dikotil dan monokotil. Seperti yang anda semua ketahui contoh tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dengan mudah ditemukan. Sayangnya, sebagian orang masih ada yang bingung bagaimana cara membedakan contoh tumbuhan dikotil dan monokotil terutama pada bagian daunnya. Untuk menjawab permasalah tersebut, dosen biologi ada solusinya, berikut ini ciri ciri daun dikotil dan monokotil yang bisa anda ketahui.

1. Letak Daun Dikotil dan Monokotil

Daun adalah bagian tumbuhan yang berbentuk lembaran dan biasanya berwarna hijau. Letak daun dikotil dengan monokotil berbeda. Pada daun dikotil, daun dapat dengan mudah ditemukan di daging daun (mesofil). Mesofil adalah jaringan yang terdiri dari jaringan parenkim yang tersusun dari palisade dan spons. Pada bagian daun jaringan parenkim disebut sebagai jaringan pengisi. Disebut sebagai jaringan pengisi karena terdapat vakuola yang berisi air sehingga membuat daun berisi. Selain itu berfungsi supaya daun dapat tersokong, mudah menyimpan cadangan makanan dan sebagai tempat proses fotosintesis.

2. Daun Terdiferensiasi Pada Dikotil
Maksud dari daun terdiferensiasi pada dikotil adalah bagian daun tumbuhan dikotil memiliki fungsi yang lebih spesifik dan tentunya antara bagian daun satu yang lain saling melengkapi. Daun tumbuhan dikotil terdiferensiasi menjadi 2 bagian yaitu palisade dan spons. Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak ada diferensiasi. Fungsi dari palisade dan spons pada daun tumbuhan dikotil sebenarnya ada. Palisade berfungsi membuat makanan karena terdapat banyak kloroplas yang bentuknya silinder dan rapat. Spons berfungsi bagian daun pada dikotil yang berfungsi untuk bernafas sehingga proses keluar masuknya udara terjadi pada bagian ini.

3. Bentuk Daun Dikotil Menyirip dan Monokotil Sejajar
Selain letak dan struktur dan fungsi jaringan daun, ternyata bentuk daun dikotil dan monokotil berbeda. bentuk daun dikotil lebih cenderung menyirip. Artinya bentuk daun dikotil menyirip adalah daun terbagi menjadi beberapa ujung daun sehingga bagian daun seperti bentuk menjari. Dengan demikian bentuk daun monokotil dikatakan sejajar karena bagian ujung daun hanya terdapat 1 ujung daun saja. Tentunya mudah bukan membedakan daun dikotil dan monokotil dari segi bentuknya?

4. Jaringan Pengangkut Daun Berbeda
Jaringan pengangkut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah jaringan yang terdiri dari xilem dan floem. Pada bagian daun sebenarnya jaringan pengangkut ada. Perbedaannya dapat terlihat apabila anda melihatnya dari jenis tumbuhan dikotil dan monokotil. Perlu diketahui bahwa jaringan pengangkut bisa ada di daun tergantung dari pertulangan daun dikotil dan monokotil. Oleh karena sistem pertulangan daun dikotil lebih menyirip maka jaringan pengangkut terdapat pada beberapa bagian ujung daun sedangkan pada daun monokotil karena bentuknya sejajar jadi hanya pada bagian itu saja.

Contoh Daun Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Setelah anda mengetahui ciri ciri daun dikotil dan monokotil untuk lebih mudah memahaminya anda perlu mengetahui bagaimana contoh daun tumbuhan dikotil dan monokotil. Apakah sesuai dengan ciri ciri daun dikotil dan monokotil yang sudah disampaikan sebelumnya. Supaya anda lebih mudah yuk disimak selengkapnya contoh daun tumbuhan dikotil dan monokotil yang mudah ditemukan dalam kehidupan anda sehari-hari.

1. Singkong
Siapa yang tidak mengenal singkong. Singkong sendiri merupakan tanaman yang sering dibudidaya oleh petani karena tumbuhan umbi ini dapat dengan mudah tumbuh pada beberapa lahan. Tentunya anda sudah tahu bukan bentuk daun dari singkong seperti apa ?. Ya, benar daun singkong bentuknya menjari, sehingga tumbuhan ini termasuk dalam contoh tumbuhan berkeping dua yaitu dikotil.

2. Mangga
Selanjutnya adalah mangga, tanaman ini terkenal karena manis dan asam pada rasa buahnya. Itu pun tergantung dari jenis mangga yang dicoba, karena beberapa mangga ada yang menghasilkan rasa manis dan asam. Bentuk daun mangga adalah sejajar, selain itu daun mangga berbentuk bulat telur dan ujungnya runcing seperti mata tombak. Dengan bentuk yang sedemikian rupa, maka mangga termasuk dalam kelompok contoh tumbuhan berkeping satu yaitu monokotil.

Demikian informasi yang bisa Kata Biologiku sampaikan mengenai ciri ciri daun dikotil dan monokotil. Semoga anda sekalian lebih mudah memahami satu ciri dari tumbuhan dikotil dan monokotil.

Sumber : https://dosenbiologi.com/tumbuhan/ciri-ciri-daun-dikotil-dan-monokotil

Friday, July 6, 2018

PERBANDINGAN MITOSIS DAN MEIOSIS

Terdapat beberapa perbandingan mitosis dan meiosis. Adapaun perbandingan tersebut bisa kita amati pada tabel dibawah.

Wednesday, April 11, 2018

Jaringan Pengangkut Pada Tumbuhan

PENGERTIAN JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral. jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu juga berfungsi sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk di salurkan ke bagian-bagian pada tumbuhan yang lain.
Jaringan penganglut merupakan jaringan khusus yang kegunaanya bagi tmbuh-tumbuhan sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral (zat-zat hara dan air) yang di serap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk di salurkan ke bagian-bagian yang lain untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut atau vascular tissue umumnya hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak terdapat jaringan pengangkut. Hal ini di karenakan pada tumbuhan tingkat rendah ini pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangksungkan dari sel-ke sel. Lain halnya pada tumbuhan tingkat tinggi terutama yang hidup dan berkembang di daratan, yang organ serta alat-alat yang di punyainya adalah adalah lebih besar dan kompleks dibanding dengan tumbuhan tingkat rendah. Pada tumbuhan tingkat tinggi ini terdapat alat pengangkutan khusus bagi pengangkutan air dan garam-garam tanah, dari bagian bawah ke atas dan pengangkutan zat-zat makanan dari bagian atas ke bagian bawah, berupa jaringan pengangkut. Pada tmbuhan tingkat tinggi jarak antara bagian bawah (akar) dengan bagian atas (daun) adalah demikian berjauhan, sehingga jaringan pengangkut inilah yang besar jasanya dalam mempercepat dan memperlancar pengaliran (pendistribusian) zat-zat itu. Dengan adanya jaringan pengangkut (vascular tisue) terjamin kehidupan tumbuhan untuk seterusnya.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang berkedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-pembuluh didalam organ tumbuhan. Dinding sel-sel dalam rangkaian atau untaian itu adalah miring. Letaknya yang demikian tidak lain hanya untuk memperlancar jalannya pengangkutan itu mengingat dinding sel-sel tersebut merupakan sekat-sekat dalam pembuluh (rangkaian) dengan lubang-lubang (noktah) yang kecil-kecil atau sama sekali hilang. Di dalam organ tumbuhan pembuluh-pembuluh itu sering merupakan pipa-pipa kecil yang panjang, letaknya antara yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan, mewujudkan suatu sistem jaringan. Jadi terwujudnya suatu sistem jaringan ini tidak lain merupakan gabungan dari berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan tersebut ada yang telah sempurna dan ada pula yang bersifat belum sempurna, ada yang bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.
UNSUR XILEM DAN FLOEM
Xilem
Fungsi xilem yang merupakan bagian dari vascular tissue (jaringan pengangkut) ialah melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral (hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).
Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan yang serba kompleks, terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain itu ternyata sel-selnya itu ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup. Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding selnya yang tebal, mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xilem selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara adalah juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-Unsur Xylem
Unsur Trakheal
Unsur-unsur yang utama dari xylem (pembuluh kayu) adalah unsur trakheal atau tracheary element. Jelasnya adalah tracheid dan komponen trachea (“vessel members”). Sebutan tracheary element dihubungkan dengan trachea , mula-mulanya digunakan sebagai sebutan terhadap komponen xilem peimer, yang bentuknya memang menyerupai trachea pada serangga. Susunan sel pada tracheidterdiri dari sel-sel yang sempit, yang dalam hal ini penebalan-penebalan pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika di bandingkan dengan yang telah terjadi pada trachea. Sel-sel tracheid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak mengandung protoplas lagi.
Tracheid dan trachea mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat pengangkut air dan garam dari tanah, jadi dari bagian bawah ke bagian atas. Kekhususan yang terdapat pada trachea yaitu:
Sel-sel trachea umumnya lebih lebar dari sel-sel tracheid,
Sel-sel yang menyusun trachea biasanya membentuk untaian atau deretan sel-sel longitudinal yang panjang,
Penebalan-penebalan pada trachea adalah lebih tipis daripada yang terjadi pada sel-sel tracheid, penebalan ini terdiri dari zat lignin,
Pada waktu dewasa sel-sel trachea akan mengalami kematian
Serat Xylem
Serat-serat pada pembuluh kayu (xylem) tersusun dari sel-sel yang mempunyai dinding lebih tebal. Kita mengenal adanya serat tracheid dan dan serat libriform.
Serat tracheid kenyataannya sangat sulit di bedakan dari tracheid. Serat-serat ini biasanya mempunyai noktah-noktah terlindung yang lebih tereduksi.
Serat libriform mempunyai noktah-noktah yang sederhana.
Serat-serat tersebut di atas fungsinya adalah sebagai jaringan mekanik di dalam kayu. Adapun sel-selnya merupakan sel-sel yang telah mati.
Parenkim Xylem
Jaringan parenkim pada xylem umumnya kita mendapatkan jaringan yang terdiri dari sel-sel yang masih tetap hidup dalam xylemnya, baik dalam xilem primer maupun xylem sekunder. Dalam xylem sekunder ini kita mendapatkan wood parenchym dan ray parenchym.
Wood parenchym atau parenkim kayu atau parenkim xylem, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentk fusi unsur-unsur trachea, yang sering mempunyai penebalan-penebalan sekunder pada dindingnya. . dalam hal berlangsungnya penebalan-penebalan sekunder ini, pasangan noktahnya (antara sel-sel parenkim dan sel-sel dari unsur tracheal) dapat berupa noktah ladam, noktah setengah ladam, dan noktah biasa. Sel-sel parenkim xylem ini dianggap sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (zat tepung atau lemak). Zat-zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan.
Ray parenchym yaitu parenkim jari-jari empulur, sel-selnya berbentuk macam-macam, walaupun demikian pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar yaitu yang bersumbu panjang ke arah radial atau procumbent ray cells dan yang bersumbu panjang ke arah vertikal atau upright ray cells.
Floem
Floem merupakan bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau dia atasnya.
Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian komlpeks, terdiri dari beberapa macam atau bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau hidup dan sel-sel yang telah mati. Unsur-unsur kribral merupakan  unsur pokok yang mendasari fungsinya sebagai alat pengangkut zat-zat makanan (hasil fotosintesis). Unsur-unsur kibral ini pada umumnya terdiri dari sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif sel-sel tersebut berdinding tipis, akan tetapi mengandung penebalan-penebalan dari selulosa dan zat pektin.
Unsur-Unsur Floem
Unsur-unsur kibral
Unsur-unsur kibral ini disebut pula unsur-unsur tapis atau sieve elements. Dalam unsur-unsur kibral kita mengenal 2 macam tapis yaitu sel-sel tapis dan komponen buluh tapis, keduanya mempunyai daerah tapis dan pada daerah tapis ini terdapat alat tapis atau papan tapis.
Susunan dari unsur-unsur tapis sangat bergantung atau di tentukan oleh keadaan daerah tapis pada dinding selnya, serta perubahan-perubahan protoplasmanya. Daerah tapis ini merupakan bidang noktah primer, memiliki sifatsifat khusus dan mempunyai benang-benang plasmodesmata yang melalui pori-porinya.
Buluh-buluh tapis tersusun dari sel-sel yang protoplasnya melekat pada dinding selnya, adapun nukleusnya ternyata telah lenyap. Dalam buluh-buluh tapis ini sering pula terdapat plastida yang berfungsi membentuk butir-butir tepung. Buluh tapis kenyataanya memilki turgor yang tetap, sifat demikian ini menyebabkan buluh tapis tetap dalam keadaan terbuka dan tidak tertekan karena pertumbuhan sel-sel lainnya.
Sel pengantar
Sel pengantar atau companion sell atau sel kawan adalah yang memang merupakan pengantar atau pengiring atau kawan dari unsur-unsur buluh tapis.sel-sel kawan ini biasanya merupakan untaian atau deretan-deretan yang mempunyai sel-sel parenkhim. Sel-sel di atas adalah sel-sel hidup yang berasal dari sel-sel meristematis yang sama dengan sel-sel meristematis pada komponen pembentukan buluh tapis. Sel-sel meristematis tersebut akan melangsungkan pembelahan sekali atau bebrapa kali secara longitudinal.
Tentang fungsi dari sel-sel pengantar dapat dikatakan masih berupa anggapan-anggapan, jadi belum diketahui secara pasti. Anggapan-anggapan tersebut antara lain:
Sel-sel pengantar adalah pembawa hormon-hormon bagi penyembuhan luka dan kerusakan
Sel-sel pengantar dapat memberi atau menyalurkan zat-zat makanan bagi sel buluh tapis.
Sel Albumen 
Albumonosus cells atau sel-sel albumen merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkhim pembuluh tapis (floem). Sel albumen terdapat pada golongan Conifer, yang memiliki sifat-sifat berbeda-beda. Sel-sel albumen ini umumnya menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Dengan memperhatikan irisan-irisannya akanbtampak sering memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat dari pada sitoplasmanya.
Sel-sel albumen demikian kaya akan zat-zat putih telur
Sel-sel albumen merupakan sel-sel yang tegak, diameter pada penampang melintangnya lebih sempit di banding dengan sel-sel jari-jari empulur radial
Sel-sel albumen ini termasuk sel-sel parenkhim floem, bentuknya sukar di vedakan.
Dinding dari sel-sel floem berhadapan dengan sel-sel albumen mempunyai daerah-daerah tipis. Kemungkinan sel-sel albumen ini akan mengalami ketidakaktifan lagi. Di tinjau dari cara terjadinya antara sel-sel albumen dan sel-sel tapis dapat dikatakan tidak ada hubungan langsung.


Parenkhim Floem
Yang dimaksud dengan parenkhim floem adalah jaringan parekhim biasa yang terdapat dibagian pembuluh tapis (floem), selain sel-sel kawan dan sel-sel albumen yang terdapat pada bagian ini.
Jaringan parenkhim pada floem ini merupakan sel-sel yang melkakukan kegiatan-kegiatan tertentu, antara lain menyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat organik lainnya dan merupakan pula sebagai tempat akumulasi beberapa zat seperti zat tannin dan resin.
Kalau kita membuat irisan dan mengamatinya pada pembuluh tapis primer akan tampak sel-sel itu merupakan untaian yang memanjang ke arah longitudinal, mempunyai persamaan dengan unsur-unsur tapis. Sedangkan pada pembuluh tapis sekunder kita akan mendapatkan bahwa jaringan itu terbentuk dengan dua sistem yaitu sistem aksial (vertikal) dan sistem radial (horizontal). Kedua sistem parenkhim tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Parenkhim sistem aksial disebut phloem parenchyma atau parekhim floem, lazimnya sel-sel pembentuknya merupakan sel-sel tunggal yang panjang, atau dapat terdiri pula dari untaian sel-sel yang pendek, letaknya memanjang dalam arah vertikal.
Parenkim sistim radial di sebut phloem ray atau parenkim jari-jari empulur, sel-sel yang menyusunya merupakan sel-sel yang datar dan tegak ini terletak pada bagian tepi dari jari-jari empulur.
Dalam pembuluh tapis yang masih aktif bekerja, baik parenkhim floem maupun parenkim jari-jari empulur, dinding-dinding sel-selnya tidak mengayu tetap tipis. Baru setelah pembuluh tapis itu tidak aktif bekerja atau berhenti berkerjanya, keadannya dapat tetap tidak mengalami perubahan atau akan mengalami perubahan atau akan mengalami sklerifikasi (pengayuan) menjadi sklereid. Sklerifikasi atau pengayuan sering terjadi pada dinding sel-sel parenkhim yang berbatasan dengan komponen-komponen tapis, karena dinding sel-sel tersebut mengandung lignin. Akan tetapi umumnya dinding dinding sel-sel yang berbatasan dengan dinding sel komponen-komponen tapis tersebut ternyata tetap tipis karena tidak atau sedikit mengalami pengayuan, sel-sel ini di sebut Continous Cells. Dinding selnya sering mengadakan penonjolan-penonjolan mengarah ke dalam ruang unsur-unsur buluh tapis. Penonjolan-penonjolan itu di sebut tylosoid. Tilosoid ternyata dapat membentuk lapisan-lapisan penebalan.
Serat-Serat Floem
Serat sklerenkhim terjadi baik di dalam floem primer maupu di dalam floem sekunder, dan serat-serat ini di sebut serat-serat floem. Didalam floem primer atau pembuluh tapis primer serat-serat itu baru akan terbentuk dalam alat-alat tumbuhan yang masih mengadakan pertumbuhan memanjang. Dalam hal ini serat-serat ini akan menjadi lebih panjang bila terletak pada bagian yang measih bebas untuk berkembang.
Serat-serat floem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium yang merupakan kambium pembentuk fusiform (komponen-komponen buluh tapis). Serat-serat ini tumbuh secara bebas pada bagian ujung-ujungnya, tampak lebih pendek bila dibandingkan dengan serat-serat floem primer.
Setelah pertumbuhan alatalat tumbuhan yang memanjang itu, baik serat-serat floem primer maupun sekunder biasanya membnetuk atau melangsungkan penebalan-penebalan. Kadang-kadang pada beberapa tumbuhan tertentu dilanjutkan dengan sklerifikasi (pengayuan). Noktah-noktah pada dinding selnya dapat merupakan noktah-noktah yang agak terlindung. Serat-serat floem ini seringkali pula mempunyai sekat-sekat dan berlendir.
SISTEM DAN TIPE BERKAS PENGANGKUT
Didalam berkas pengangkut, jaringan pengangkut hasil-hasil fotosintesis (phloem) selalu terdapat berdampingan dengan unsur-unsur pengangkut air dan garam-garam tanah (xylem) atau salah satu diantaranya terletak mengelilingi unsur yang satunya lagi. Sesuai dengan kegiatannya kedua unsur pengangkut itu dalam berkasnya membentuk arah yang berlwanan, yang satu dari atas kebagian bawah sedang yang satu lagi dari bawah ke bagian atas.
Berkas pengangkut pada dasarnya mempunyai 3 tipe, yaitu kollateral, konsentris, dan radial. Ketiga tipe itu terbagi lagi atas tipe-tipe lainnay, seperti kollateral menjadi kollateral terbuka, tertutup, dan bikollateral. Yang konsentris menjadi konsentris amphibkribral dan konsentris apmhivasal. Yang kollateral berasal dari kata Collateral bundle sedang yang konsentris berasal dari kata Concentris bundle.
Collateral bundle (berkas pengangkut kolateral)
Berkas pengangkut kollateral adalah berkas pengangkut dimana letak pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (phloem) berdampingan. Dalam hal ini letak phloem adalah dibagian luar atau disebelah luar xylem. Bentuk berkas pengangkut ini terbagi lagi atas:
Kollateral tertutup
Kekhususan yang utama pada kollateral tertutup ialah diantara pembuluh kayu dalam pembuluh tapis tidak terdapat cambium. Dalam hal ini parenkim berfungsi sebagai penghubung diantara keduanya. Tiada jarang pula berkas pengangkut ini letaknya dikelilingnya oleh jaringan sklerenkim oleh karenanya disebut sebagai seludang sklerenkim. Berkas pengangkut yang bersulung sklerenkim disebut berkas berkas fibrovasi, miaslnya berkas pengangkut pada batang jagung dan golongan Monocotyledoneae lainnya.
Kollateral terbuka
Kekhususan yang utama pada kollateral terbuka ialah terdapatnya cambium dalam berkas ini, yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara phloem dan xylem. Selainitu berperan besar dalam pembuluh-pembuluh tapis sekunder kearah luar dan membentuk pembuluh-pembuluh kayu sekunder kearah dalam. Cambium dalam batang pada penampang melintang biasanya merupakan lingkaran yang kontinyu, selanjutnya kita kenal:
Kambium fasikular yaitu cambium yang terletak dalam berkas pengangkut.
Cambium interfasikular yaitu cambium yang terlatak diluar berkas pengangkut.
Kollateral terbuka itu terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Bikollateral
Kekhususan yang utama pada bikollateral yaitu terdapatnya dua kelompok atau dua strands phloem, diantara kedua kelompok itu terdapat satu strand xylem. Selanjutnya cambium hanya terdapat diantara phloem luar dengan xylem, sedang diantara xylem dengan phloem dalam tidak terdapat cambium atau mungki terdapat akantetapi kurang jelas, ataupun hanya merupakan parenkim penghubung belaka.
Concentric bundle (berkas pengangkut konsentris)
Berkas pengangkut konsentris merupakan berkas pengangkut yang mempunyai kekhususan, bahwa salah satu dari unsur jaringan pengangkut yang ada terletak ditengah-tengah sedang unsur jaringan pengangkut yang lainnya mengelilingi unsur ditenagh itu. Berkas penagngkut yang konsentris ini terbagiatas dua macam bentuk yang lebih khusus, yaitu konsentris amphikribal dan konsentris amphivasal sebgai berikut:
Konsentris amphikribal
Dalam hal ini strand xilemnya berada ditenga-tengah, sedang strand phloemnya mengelilingi strand xylem tersebut.
Konsentris amphivasal
Keadan sel-sel pada phloem dan xylem dalam konsentris amphikribal ini adalah sebaliknya dari konsentris amphikribal. Disini strand ploem terdapat di bagian tengah, sedang strand xylem mengelilinginya.
Radialy bundle (berkas pengangkut radial)
Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut dimana didalam berkas itu phloem dan xylem letaknya bergantian menurut susunan jari-jari lingkaran. Kekhususan lainnya yang terdapat dalam berkas pengangkut macam ini, dapat ditemukan sebagai berikut:
Ploem dan xilemnya berada atau terletak dalam silinder pusat (stele).
Silinder pusat tersebut merupakan tempat letak phloem dan xylem yang mempunyai susunan sendiri-sendiri.
Terdapat cambium yang berada diantara ploem dan xylem, merupakan lingkaran bergelombang.