2.1 Tumbuhan dan Lingkungan
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme
multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan
lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi
metabolisme sel. Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu
transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang tidak
memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa ATP,
eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi,
osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan
hidupnya. Zat-zat tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya
mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen. Tumbuhan tingkat tinggi mengambil
oksigen dan karbon dioksida melalui daun (Bresnick, 2003).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam
tanah melalui rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel
tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan
karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel. Untuk melaksanakan fotosintesis,
tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air. Tumbuhan juga memerlukan oksigen
untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air, karbon dioksida, dan oksigen dengan
cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.
2.2 Memban Sel
Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan
protoplasma. Protoplasma sel dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput
sel tipis yang disebut dengan membran plasma (membran sel). Membran ini
mempunyai kemampuan untuk mengatur secara selektif aliran materi dari dan
keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi antar sel
dan lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran dikatakan
permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran.
Sedang suatu membran dikatakan semi-permeabel jika hanya dapat dilewati oleh
molekul-molekul tertentu saja (Annur dan Santooosa, 2008).
Membran merupakan media pemisah yang bersifat selektif
permeabel dengan menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya.
Proses pemisahan dengan menggunakan membran pada pemisahan fasa cair-cair
umumnya didasarkan atas ukuran partikel dan beda muatan dengan gaya dorong (driving
force) berupa beda tekanan, medan listrik, dan beda konsentrasi (Yusuf, et
al., 2008).
Macam-macam membrane permeabilitas (Parjatmo, 1987):
Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat
terlarut didalamnya tidak dapat melaluinya.
Permeable, yaitu membrane yang dapat dilalui oleh air maupun
zat tertentu yang terlarut didalamnya.
Semi permeable, yaitu membrane yang hanya dapat dilalui oleh
air tetapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut, misalnya membaran sitoplasma.
2.3 Transpor pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi
larutan di antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan
energi rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif
dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi
dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat dua
proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi
dan osmosis (Alkatiri, 1996).
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan
menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari
derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus
berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis merupakan suatu
peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua
larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari
larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari
molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang
hipertonik/lebih pekat dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada
dalam vakoula akan merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan
terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan
tersebut dapat kembali seperti semula apabila lingkungan sel diganti dengan
larutan hipotonik. Kembalinya keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut
deplasmolisis. Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
2.4 Transpor aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral.
Artinya, konsentrasi mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel,
atau potensial air di luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air
di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap
berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini menghambat
pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi, terutama karena
membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP agar
ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam
sel (Kimball, 1999).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui
membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki
konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat
tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel
dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan
CL -.
2.5 Transport Ion Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit
ditransport secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai
sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial
listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon atau
neurotransmitter (Parjatmo, 2005).
2.6 Difusi
Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi
manis.
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk
keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2)
diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan
garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses
difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan
konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian
juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena
konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel
tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika
konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya
fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran
permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat
(Kustiyah, 2007). Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula
pada cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang
dimasukkan ke dalam air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia,
kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini
dapat terjadi melalui dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika
bahan berdifusi terlarut lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul
zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana
(simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung
karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat
larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran
secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti
hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut
dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta
ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran
ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar
yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan
zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein
transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki
tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel.
Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya
untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa
banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel
hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi
energi.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi
antara dua bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak
tempat terjadinya difusi, makin cepat proses difusi yang
terjadi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area
difusi, makin cepat proses difusi.
2.7 Osmosis
Osmosis adalah difusi pelarut melalui membran. Untuk
memahami tentang osmosis, perhatikan Gambar 5.
Gambar 5. Proses Osmosis
Pada gambar diatas, air akan berpindah dari A (larutan yang
konsentrasi airnya tinggi) menuju B (larutan yang konsentrasi airnya rendah)
melalui membran semi permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu
konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil
akhirnya nanti volume antara A dan B berbeda.
Keadaan di atas terjadi juga pada peristiwa osmosis pada
penyerapan air tanah ke dalam sel akar. Jika terdapat dua larutan yang
tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua
larutan seimbang. Jika sel dimasukkan ke dalam larutan isotonis, bentuk
sel tetap karena keadaan seimbang. Akan tetapi, jika sel tumbuhan berada dalam
larutan hipertonis (konsentrasi larutan lebih tinggi daripada cairan
sel), air dalam plasma sel akan berosmosis keluar sehingga sel
mengerut/menyusut. Protoplasma yang kekurangan air menenyusut volumenya
mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel, sehingga terjadi
plasmolisis.
Sebaliknya, jika sel berada dalam larutan hipotonis (konsentrasi
larutan lebih rendah daripada cairan sel), air dari luar akan masuk ke dalam
sel sehingga sel membengkak. Pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul
air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit
molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan
hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh
molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran
(Kustiyah, 2007).
Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki
potensial air lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah,
melalui suatu membran semi permeabel. Potensial osmotik suatu larutan selalu
negatif yang ekivalen dengan nilai tekanan osmotiknya yang sebenarnya. Plasmolisis
adalah peritiwa melepasnya plasmalemma atau mebran plasma dari dinding sel
karena dehidrasi (hilangnya air sel) bila sel berada di lingkungan larutan yang
hipertonis.
Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan
keseimbangan fisiologi didalam tubuhnya, tumbuhan melakukan beberapa aktivitas,
di antaranya adalah absorbsi (penyerapan), transportasi (pengangkutan) atau
translokasi (pemindahan) dan transpirasi (pelepasan air melalui stomata).
Beberapa prinsip yang berhubungan dengan proses penyerapan pada akar :
1. Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui
meknisme imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
2. Pada tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2)
lebih banyak melalui sedangkan ion-ion dalam larutan tanah melalui akar.
Pada tumbuhan air hampir seluruh permukaan tubuhnya dapat melakukan penyerapan
air beserta gas-gas dan ion-ion yang terlarut di dalamnya.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul
zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan
yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif
permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh
selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan
glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan
oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi
rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya
tinggi melalui selaput permeabel.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut,
tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor (Keenan, et
al,. 1984).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan
ke luar sel. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yang hipotonik atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan
keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel
hidup :
Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka
peristiwa terjadinya
osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang
berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane semipermeable.
Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan
memperhambat terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat
terlarut menembus membrane tersebut.
Luas permukaan
Jarak zat pelarut dan zat terlarut
Suhu
2.8 Difusi Terfasilitasi
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan
dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik
dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang
akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier
protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk
membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan,
maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada
saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal
ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin
meningkat tanpa batas.
Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang
molekul solutnya bergerak menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein pembawa
pada membran. Suatu protein pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian protein
tersebut berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan molekul ke sisi lain
membran. Dalam hal ini tidak diperlukan masukan energi(Bresnick:2003)
No comments:
Write komentar