Wednesday, April 11, 2018

Evolusi Makin Kompleks Terungkap dari Fosil Otak Monster ini

Kata Biologiku - Di tahun 2011 sampai 2016, para ahli paleontologi gabungan Internasional berhasil menemukan belasan fosil monster laut yang diperkirakan berusia lebih dari 520 juta tahun di Buen Formation of Sirius Passet, Greenland Utara. Tak hanya satu, mereka menemukan 15 fosil otak dari predator laut yang bernama Kerygmachela kierkegaardi. Binatang buas ini berbentuk oval dan memiliki organ panjang semacam tanduk di kepalanya. Ia juga punya 11 pasang sirip di setiap sisi dan ekor yang kurus. Bagi dunia sains, susunan anatomi yang dimiliki K. kierkegaardi sebenarnya bukan hal baru. Namun, tidak dengan otaknya.

Berdasarkan temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, Jumat (9/3/2018), ahli paleontologi yang berbasis di Inggris, Jakob Vinther berkata bahwa panjang otaknya bisa mencapai 10 inci atau 25 sentimeter. Kalau otak vertebrata seperti manusia terbagi menjadi tiga bagian, maka otak fosil predator ini hanya memiliki satu bagian. "Ini berarti otak hewan di masa lalu tidak sekompleks otak manusia atau hewan arthropoda seperti laba-laba, lobster, dan kupu-kupu yang memiliki tiga bagian," kata Vinther dilansir Live Science, Kamis (15/3/2018). Ilustrasi ini menunjukkan otak Kerygmachela kierkegaard (kiri) di samping salah satu foto fosilnya (kanan). Ilustrasi ini menunjukkan otak Kerygmachela kierkegaard (kiri) di samping salah satu foto fosilnya (kanan). Temuan otak dengan satu bagian adalah sesuatu yang sangat penting. Apalagi sebelumnya para ilmuwan menduga bahwa nenek moyang semua vertebrata ( ikan, amfibi, reptil, unggas, dan mamalia) dan arthropoda memiliki tiga bagian otak. Berdasarkan hasil analisis anatomi, otak K. kierkegaardi membantu menginervasi atau mendistribusikan saraf ke mata besar dan organ di dahinya untuk berburu mangsa. Makhluk yang sudah punah ini menggunakan 11 pasang lipatan siripnya untuk berenang menembus air dan berburu.

"Matanya yang besar berguna juga untuk menyoroti evolusi arthropoda," ujar ahli paleontologi dari Korea Polar Research Institute, Tae-Yoon Park, yang tergabung dalam penelitian. "Matanya ini ada di antara mata yang sangat simple seperti dimiliki oleh cacing beludru dan beruang air, dengan mata arthropoda yang begitu kompleks," kata Vinther. Berdasar temuan ini, para peneliti berhasil mengungkap seperti apa anatomi makhluk purba di masa lalu. Selain otak, para peneliti juga menemukan bahwa hewan ini punya sistem saraf yang jauh lebih banyak dibanding hewan saat ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fosil Otak Monster Laut Ini Ungkap Evolusi Makin Kompleks",

Naga Laut Purba Ditemukan dengan 6 Bayi di Perutnya, Luar Biasa..

Kata Biologiku - Ahli paleontologi berhasil mengungkap fosil reptil purba yang mengandung 6 sampai 8 embrio di perutnya. Fosil tersebut akhirnya menjadi daya tarik para pengunjung pameran Yorkshire Jurassic World. Fosil reptil purba Ichthyosaurus tersebut mulai dikumpulkan peneliti pada tahun 2010 di Whitby, North Yorkshire, Inggris. Lalu, fosil sempat disimpan oleh seorang kolektor bernama Martin Rigby, sebelum akhirnya diserahkan ke Museum Yorkshire, York. Saat itu, Rigby sempat mengatakan kepada Mike Boyd dan Dean Lomax, dua ahli paleontologi dari Universitas Manchester, bahwa ikan purba tersebut kemungkinan sedang bunting ketika mati. Setelah diteliti, Dean membenarkan kecurigaan Rigby tersebut. Dari spesimen fosil yang berupa batu kecil dan telah dipotong setengah itu, peneliti melihat beberapa tulang rusuk berukuran besar, seperti pada orang dewasa, dan beberapa untai tulang belakang serta berbagai tulang kecil.

 "Kami mempertimbangkan kemungkinan bahwa sisa-sisa kecil itu adalah isi perut, meskipun tampaknya sangat tidak mungkin Ichthyosaurus akan menelan enam hingga delapan bayinya yang digugurkan atau baru lahir," kata Mike. Dia melanjutkan, dan ini tampaknya tidak begitu, karena embrio tidak menunjukkan erosi dari asam lambung. Selain itu, embrio tidak dibarengi dengan isi perut yang biasanya tampak pada Ichthyosaurus dari awal zaman Jura, seperti sisa Belemnitida, hewan mirip cumi-cumi.

Dilansir dari Phys.org, Kamis (5/4/2018), Ichthyosaurus merupakan jenis reptil air yang mendominasi pada zaman Jura. Mereka adalah karnivora yang memangsa reptil lain, ikan, dan hewan laut tak bertulang belakang seperti cumi-cumi Belemnitida. Hewan ini berkembang biak di laut dan melahirkan bayinya, bukan bertelur di daratan seperti jenis reptil lainnya. Fosil Ichthyosaurus memang banyak ditemukan di Inggris, khususnya di wilayah bebatuan Jura. Namun, baru ada lima fosil Ichthyosaurus di antaranya yang ditemukan dalam kondisi bunting. Kelima fosil tersebut semuanya ditemukan para peneliti di wilayah selatan hingga utara Inggris dan rata-rata berusia 190-200 juta tahun. Fosil yang diteliti Dean dan Boyd merupakan fosil Ichthyosaurus pertama yang ditemukan di Yorkshire. Ia juga memilki paling banyak embrio di perutnya dibandingkan penemuan sebelumnya di Inggris. Menurut para peneliti, fosil Ichthyosaurus dari Yorkshire tersebut juga merupakan salah satu fosil termuda dari jenis Ichthyosaurus dari Inggris.
Sarah King, kurator ilmu alam di Museum Yorkshire, mengatakan bahwa penemuan tersebut luar biasa. "Dean dan Mike telah membantu kami mengonfirmasikannya sebagai contoh pertama dari fosil Ichthyosaur dengan embrio yang dapat ditemukan di Yorkshire," katanya. "Tampilannya saat acara Yorkshire Jurassic World menggabungkan teknologi digital terbaru untuk mengungkapkan embrio dan menjelaskan pentingnya penemuan tersebut. Ini juga memungkinkan kita untuk melihat sisi keibuan dari hewan 'Naga Laut' dari zaman purba, yang merupakan predator laut teratas pada masanya," tambah King. Spesimen fosil Yorkshire tersebut bisa disaksikan dalam pameran Yorkshire's Jurassic World, yang baru dibuka pada 24 Maret lalu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Langka, Naga Laut Purba Ditemukan dengan 6 Bayi di Perutnya",

Jaringan Pengangkut Pada Tumbuhan

PENGERTIAN JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral. jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu juga berfungsi sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk di salurkan ke bagian-bagian pada tumbuhan yang lain.
Jaringan penganglut merupakan jaringan khusus yang kegunaanya bagi tmbuh-tumbuhan sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral (zat-zat hara dan air) yang di serap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk di salurkan ke bagian-bagian yang lain untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut atau vascular tissue umumnya hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak terdapat jaringan pengangkut. Hal ini di karenakan pada tumbuhan tingkat rendah ini pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangksungkan dari sel-ke sel. Lain halnya pada tumbuhan tingkat tinggi terutama yang hidup dan berkembang di daratan, yang organ serta alat-alat yang di punyainya adalah adalah lebih besar dan kompleks dibanding dengan tumbuhan tingkat rendah. Pada tumbuhan tingkat tinggi ini terdapat alat pengangkutan khusus bagi pengangkutan air dan garam-garam tanah, dari bagian bawah ke atas dan pengangkutan zat-zat makanan dari bagian atas ke bagian bawah, berupa jaringan pengangkut. Pada tmbuhan tingkat tinggi jarak antara bagian bawah (akar) dengan bagian atas (daun) adalah demikian berjauhan, sehingga jaringan pengangkut inilah yang besar jasanya dalam mempercepat dan memperlancar pengaliran (pendistribusian) zat-zat itu. Dengan adanya jaringan pengangkut (vascular tisue) terjamin kehidupan tumbuhan untuk seterusnya.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang berkedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-pembuluh didalam organ tumbuhan. Dinding sel-sel dalam rangkaian atau untaian itu adalah miring. Letaknya yang demikian tidak lain hanya untuk memperlancar jalannya pengangkutan itu mengingat dinding sel-sel tersebut merupakan sekat-sekat dalam pembuluh (rangkaian) dengan lubang-lubang (noktah) yang kecil-kecil atau sama sekali hilang. Di dalam organ tumbuhan pembuluh-pembuluh itu sering merupakan pipa-pipa kecil yang panjang, letaknya antara yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan, mewujudkan suatu sistem jaringan. Jadi terwujudnya suatu sistem jaringan ini tidak lain merupakan gabungan dari berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan tersebut ada yang telah sempurna dan ada pula yang bersifat belum sempurna, ada yang bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.
UNSUR XILEM DAN FLOEM
Xilem
Fungsi xilem yang merupakan bagian dari vascular tissue (jaringan pengangkut) ialah melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral (hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).
Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan yang serba kompleks, terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain itu ternyata sel-selnya itu ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup. Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding selnya yang tebal, mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xilem selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara adalah juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-Unsur Xylem
Unsur Trakheal
Unsur-unsur yang utama dari xylem (pembuluh kayu) adalah unsur trakheal atau tracheary element. Jelasnya adalah tracheid dan komponen trachea (“vessel members”). Sebutan tracheary element dihubungkan dengan trachea , mula-mulanya digunakan sebagai sebutan terhadap komponen xilem peimer, yang bentuknya memang menyerupai trachea pada serangga. Susunan sel pada tracheidterdiri dari sel-sel yang sempit, yang dalam hal ini penebalan-penebalan pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika di bandingkan dengan yang telah terjadi pada trachea. Sel-sel tracheid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak mengandung protoplas lagi.
Tracheid dan trachea mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat pengangkut air dan garam dari tanah, jadi dari bagian bawah ke bagian atas. Kekhususan yang terdapat pada trachea yaitu:
Sel-sel trachea umumnya lebih lebar dari sel-sel tracheid,
Sel-sel yang menyusun trachea biasanya membentuk untaian atau deretan sel-sel longitudinal yang panjang,
Penebalan-penebalan pada trachea adalah lebih tipis daripada yang terjadi pada sel-sel tracheid, penebalan ini terdiri dari zat lignin,
Pada waktu dewasa sel-sel trachea akan mengalami kematian
Serat Xylem
Serat-serat pada pembuluh kayu (xylem) tersusun dari sel-sel yang mempunyai dinding lebih tebal. Kita mengenal adanya serat tracheid dan dan serat libriform.
Serat tracheid kenyataannya sangat sulit di bedakan dari tracheid. Serat-serat ini biasanya mempunyai noktah-noktah terlindung yang lebih tereduksi.
Serat libriform mempunyai noktah-noktah yang sederhana.
Serat-serat tersebut di atas fungsinya adalah sebagai jaringan mekanik di dalam kayu. Adapun sel-selnya merupakan sel-sel yang telah mati.
Parenkim Xylem
Jaringan parenkim pada xylem umumnya kita mendapatkan jaringan yang terdiri dari sel-sel yang masih tetap hidup dalam xylemnya, baik dalam xilem primer maupun xylem sekunder. Dalam xylem sekunder ini kita mendapatkan wood parenchym dan ray parenchym.
Wood parenchym atau parenkim kayu atau parenkim xylem, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentk fusi unsur-unsur trachea, yang sering mempunyai penebalan-penebalan sekunder pada dindingnya. . dalam hal berlangsungnya penebalan-penebalan sekunder ini, pasangan noktahnya (antara sel-sel parenkim dan sel-sel dari unsur tracheal) dapat berupa noktah ladam, noktah setengah ladam, dan noktah biasa. Sel-sel parenkim xylem ini dianggap sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (zat tepung atau lemak). Zat-zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan.
Ray parenchym yaitu parenkim jari-jari empulur, sel-selnya berbentuk macam-macam, walaupun demikian pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar yaitu yang bersumbu panjang ke arah radial atau procumbent ray cells dan yang bersumbu panjang ke arah vertikal atau upright ray cells.
Floem
Floem merupakan bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau dia atasnya.
Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian komlpeks, terdiri dari beberapa macam atau bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau hidup dan sel-sel yang telah mati. Unsur-unsur kribral merupakan  unsur pokok yang mendasari fungsinya sebagai alat pengangkut zat-zat makanan (hasil fotosintesis). Unsur-unsur kibral ini pada umumnya terdiri dari sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif sel-sel tersebut berdinding tipis, akan tetapi mengandung penebalan-penebalan dari selulosa dan zat pektin.
Unsur-Unsur Floem
Unsur-unsur kibral
Unsur-unsur kibral ini disebut pula unsur-unsur tapis atau sieve elements. Dalam unsur-unsur kibral kita mengenal 2 macam tapis yaitu sel-sel tapis dan komponen buluh tapis, keduanya mempunyai daerah tapis dan pada daerah tapis ini terdapat alat tapis atau papan tapis.
Susunan dari unsur-unsur tapis sangat bergantung atau di tentukan oleh keadaan daerah tapis pada dinding selnya, serta perubahan-perubahan protoplasmanya. Daerah tapis ini merupakan bidang noktah primer, memiliki sifatsifat khusus dan mempunyai benang-benang plasmodesmata yang melalui pori-porinya.
Buluh-buluh tapis tersusun dari sel-sel yang protoplasnya melekat pada dinding selnya, adapun nukleusnya ternyata telah lenyap. Dalam buluh-buluh tapis ini sering pula terdapat plastida yang berfungsi membentuk butir-butir tepung. Buluh tapis kenyataanya memilki turgor yang tetap, sifat demikian ini menyebabkan buluh tapis tetap dalam keadaan terbuka dan tidak tertekan karena pertumbuhan sel-sel lainnya.
Sel pengantar
Sel pengantar atau companion sell atau sel kawan adalah yang memang merupakan pengantar atau pengiring atau kawan dari unsur-unsur buluh tapis.sel-sel kawan ini biasanya merupakan untaian atau deretan-deretan yang mempunyai sel-sel parenkhim. Sel-sel di atas adalah sel-sel hidup yang berasal dari sel-sel meristematis yang sama dengan sel-sel meristematis pada komponen pembentukan buluh tapis. Sel-sel meristematis tersebut akan melangsungkan pembelahan sekali atau bebrapa kali secara longitudinal.
Tentang fungsi dari sel-sel pengantar dapat dikatakan masih berupa anggapan-anggapan, jadi belum diketahui secara pasti. Anggapan-anggapan tersebut antara lain:
Sel-sel pengantar adalah pembawa hormon-hormon bagi penyembuhan luka dan kerusakan
Sel-sel pengantar dapat memberi atau menyalurkan zat-zat makanan bagi sel buluh tapis.
Sel Albumen 
Albumonosus cells atau sel-sel albumen merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkhim pembuluh tapis (floem). Sel albumen terdapat pada golongan Conifer, yang memiliki sifat-sifat berbeda-beda. Sel-sel albumen ini umumnya menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Dengan memperhatikan irisan-irisannya akanbtampak sering memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat dari pada sitoplasmanya.
Sel-sel albumen demikian kaya akan zat-zat putih telur
Sel-sel albumen merupakan sel-sel yang tegak, diameter pada penampang melintangnya lebih sempit di banding dengan sel-sel jari-jari empulur radial
Sel-sel albumen ini termasuk sel-sel parenkhim floem, bentuknya sukar di vedakan.
Dinding dari sel-sel floem berhadapan dengan sel-sel albumen mempunyai daerah-daerah tipis. Kemungkinan sel-sel albumen ini akan mengalami ketidakaktifan lagi. Di tinjau dari cara terjadinya antara sel-sel albumen dan sel-sel tapis dapat dikatakan tidak ada hubungan langsung.


Parenkhim Floem
Yang dimaksud dengan parenkhim floem adalah jaringan parekhim biasa yang terdapat dibagian pembuluh tapis (floem), selain sel-sel kawan dan sel-sel albumen yang terdapat pada bagian ini.
Jaringan parenkhim pada floem ini merupakan sel-sel yang melkakukan kegiatan-kegiatan tertentu, antara lain menyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat organik lainnya dan merupakan pula sebagai tempat akumulasi beberapa zat seperti zat tannin dan resin.
Kalau kita membuat irisan dan mengamatinya pada pembuluh tapis primer akan tampak sel-sel itu merupakan untaian yang memanjang ke arah longitudinal, mempunyai persamaan dengan unsur-unsur tapis. Sedangkan pada pembuluh tapis sekunder kita akan mendapatkan bahwa jaringan itu terbentuk dengan dua sistem yaitu sistem aksial (vertikal) dan sistem radial (horizontal). Kedua sistem parenkhim tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Parenkhim sistem aksial disebut phloem parenchyma atau parekhim floem, lazimnya sel-sel pembentuknya merupakan sel-sel tunggal yang panjang, atau dapat terdiri pula dari untaian sel-sel yang pendek, letaknya memanjang dalam arah vertikal.
Parenkim sistim radial di sebut phloem ray atau parenkim jari-jari empulur, sel-sel yang menyusunya merupakan sel-sel yang datar dan tegak ini terletak pada bagian tepi dari jari-jari empulur.
Dalam pembuluh tapis yang masih aktif bekerja, baik parenkhim floem maupun parenkim jari-jari empulur, dinding-dinding sel-selnya tidak mengayu tetap tipis. Baru setelah pembuluh tapis itu tidak aktif bekerja atau berhenti berkerjanya, keadannya dapat tetap tidak mengalami perubahan atau akan mengalami perubahan atau akan mengalami sklerifikasi (pengayuan) menjadi sklereid. Sklerifikasi atau pengayuan sering terjadi pada dinding sel-sel parenkhim yang berbatasan dengan komponen-komponen tapis, karena dinding sel-sel tersebut mengandung lignin. Akan tetapi umumnya dinding dinding sel-sel yang berbatasan dengan dinding sel komponen-komponen tapis tersebut ternyata tetap tipis karena tidak atau sedikit mengalami pengayuan, sel-sel ini di sebut Continous Cells. Dinding selnya sering mengadakan penonjolan-penonjolan mengarah ke dalam ruang unsur-unsur buluh tapis. Penonjolan-penonjolan itu di sebut tylosoid. Tilosoid ternyata dapat membentuk lapisan-lapisan penebalan.
Serat-Serat Floem
Serat sklerenkhim terjadi baik di dalam floem primer maupu di dalam floem sekunder, dan serat-serat ini di sebut serat-serat floem. Didalam floem primer atau pembuluh tapis primer serat-serat itu baru akan terbentuk dalam alat-alat tumbuhan yang masih mengadakan pertumbuhan memanjang. Dalam hal ini serat-serat ini akan menjadi lebih panjang bila terletak pada bagian yang measih bebas untuk berkembang.
Serat-serat floem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium yang merupakan kambium pembentuk fusiform (komponen-komponen buluh tapis). Serat-serat ini tumbuh secara bebas pada bagian ujung-ujungnya, tampak lebih pendek bila dibandingkan dengan serat-serat floem primer.
Setelah pertumbuhan alatalat tumbuhan yang memanjang itu, baik serat-serat floem primer maupun sekunder biasanya membnetuk atau melangsungkan penebalan-penebalan. Kadang-kadang pada beberapa tumbuhan tertentu dilanjutkan dengan sklerifikasi (pengayuan). Noktah-noktah pada dinding selnya dapat merupakan noktah-noktah yang agak terlindung. Serat-serat floem ini seringkali pula mempunyai sekat-sekat dan berlendir.
SISTEM DAN TIPE BERKAS PENGANGKUT
Didalam berkas pengangkut, jaringan pengangkut hasil-hasil fotosintesis (phloem) selalu terdapat berdampingan dengan unsur-unsur pengangkut air dan garam-garam tanah (xylem) atau salah satu diantaranya terletak mengelilingi unsur yang satunya lagi. Sesuai dengan kegiatannya kedua unsur pengangkut itu dalam berkasnya membentuk arah yang berlwanan, yang satu dari atas kebagian bawah sedang yang satu lagi dari bawah ke bagian atas.
Berkas pengangkut pada dasarnya mempunyai 3 tipe, yaitu kollateral, konsentris, dan radial. Ketiga tipe itu terbagi lagi atas tipe-tipe lainnay, seperti kollateral menjadi kollateral terbuka, tertutup, dan bikollateral. Yang konsentris menjadi konsentris amphibkribral dan konsentris apmhivasal. Yang kollateral berasal dari kata Collateral bundle sedang yang konsentris berasal dari kata Concentris bundle.
Collateral bundle (berkas pengangkut kolateral)
Berkas pengangkut kollateral adalah berkas pengangkut dimana letak pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (phloem) berdampingan. Dalam hal ini letak phloem adalah dibagian luar atau disebelah luar xylem. Bentuk berkas pengangkut ini terbagi lagi atas:
Kollateral tertutup
Kekhususan yang utama pada kollateral tertutup ialah diantara pembuluh kayu dalam pembuluh tapis tidak terdapat cambium. Dalam hal ini parenkim berfungsi sebagai penghubung diantara keduanya. Tiada jarang pula berkas pengangkut ini letaknya dikelilingnya oleh jaringan sklerenkim oleh karenanya disebut sebagai seludang sklerenkim. Berkas pengangkut yang bersulung sklerenkim disebut berkas berkas fibrovasi, miaslnya berkas pengangkut pada batang jagung dan golongan Monocotyledoneae lainnya.
Kollateral terbuka
Kekhususan yang utama pada kollateral terbuka ialah terdapatnya cambium dalam berkas ini, yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara phloem dan xylem. Selainitu berperan besar dalam pembuluh-pembuluh tapis sekunder kearah luar dan membentuk pembuluh-pembuluh kayu sekunder kearah dalam. Cambium dalam batang pada penampang melintang biasanya merupakan lingkaran yang kontinyu, selanjutnya kita kenal:
Kambium fasikular yaitu cambium yang terletak dalam berkas pengangkut.
Cambium interfasikular yaitu cambium yang terlatak diluar berkas pengangkut.
Kollateral terbuka itu terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Bikollateral
Kekhususan yang utama pada bikollateral yaitu terdapatnya dua kelompok atau dua strands phloem, diantara kedua kelompok itu terdapat satu strand xylem. Selanjutnya cambium hanya terdapat diantara phloem luar dengan xylem, sedang diantara xylem dengan phloem dalam tidak terdapat cambium atau mungki terdapat akantetapi kurang jelas, ataupun hanya merupakan parenkim penghubung belaka.
Concentric bundle (berkas pengangkut konsentris)
Berkas pengangkut konsentris merupakan berkas pengangkut yang mempunyai kekhususan, bahwa salah satu dari unsur jaringan pengangkut yang ada terletak ditengah-tengah sedang unsur jaringan pengangkut yang lainnya mengelilingi unsur ditenagh itu. Berkas penagngkut yang konsentris ini terbagiatas dua macam bentuk yang lebih khusus, yaitu konsentris amphikribal dan konsentris amphivasal sebgai berikut:
Konsentris amphikribal
Dalam hal ini strand xilemnya berada ditenga-tengah, sedang strand phloemnya mengelilingi strand xylem tersebut.
Konsentris amphivasal
Keadan sel-sel pada phloem dan xylem dalam konsentris amphikribal ini adalah sebaliknya dari konsentris amphikribal. Disini strand ploem terdapat di bagian tengah, sedang strand xylem mengelilinginya.
Radialy bundle (berkas pengangkut radial)
Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut dimana didalam berkas itu phloem dan xylem letaknya bergantian menurut susunan jari-jari lingkaran. Kekhususan lainnya yang terdapat dalam berkas pengangkut macam ini, dapat ditemukan sebagai berikut:
Ploem dan xilemnya berada atau terletak dalam silinder pusat (stele).
Silinder pusat tersebut merupakan tempat letak phloem dan xylem yang mempunyai susunan sendiri-sendiri.
Terdapat cambium yang berada diantara ploem dan xylem, merupakan lingkaran bergelombang.